Senin pagi yang cerah, menurutku. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah dalam jangka waktu satu minggu. Setelah hari minggu kemarin, kuhabiskan adrenalinku menjaga Gery dari pandangan keluargaku. Inilah saat dimana aku ingin berkeluh kesah dan bercengkerama dengan Leah. Ku harap Leah mau menemuiku lagi.
"Argh!" pekikku membuka mata cepat. Cahaya itu semakin besar mendekati mataku seolah terbakar olehnya, sehingga sontak membuatku refleks membuka mata. Nafasku memburu tak beraturan. Keringat mulai bercucuran.
"Apa yang kau lihat, Billy?".
Aku menoleh, menatap ayah lekat, masih dengan nafas yang memburu, tapi sudah mulai bisa ku kendalikan.
"A-aku gak tau, Ayah. Seperti ada cahaya yang mendatangiku. Awalnya setitik cahaya kecil, kemudian semakin membesar dan panas seolah membakar mataku. Apa maksudnya itu, Ayah. Apa yang sedang terjadi denganku, Ayah?". Aku mengusap dahiku yang dipenuhi dengan keringat dingin.
"Vale, apa yang kamu dapat?".