isinya alexa pasrah. ia rela jika diputuskan ole angga dan diusir dari villa
"Kak Ciya, bisa ke kamarku sebentar gak? Aku mau minta tolong sesuatu" ucapku perlahan setelah ayah menyelesaikan sarapannya dan pergi ke halaman belakang untuk berlatih.
Kak Ciya lalu menyapa mereka dan hendak beranjak pergi ke kamarnya. Tapi sebelum itu terjadi, aku menarik tangan kak Ciya.
Dengan setengah hati, akhirnya aku menunggu Gery datang di halte bus . Aku duduk di bangku halte dengan gelisah. Banyak pikiran yang berkecamuk di kepalaku. Bagaimana jika nanti ayah bertemu dengan Gery? Bagaimana nanti jika ayah marah dan kemudian melarangku berteman dengan Gery? Bagaimana jika, ayah memindahkan sekolahku lagi? Bagaimana ... bagaimana ... ah! Terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan yang membuatku semakin gelisah menunggu kedatangan Gery.
"Woi! Ngelamun aja lu. Gue datang, bukannya disambut meriah, lu malah ngelamun disini. Ngelamunin Leah?"
Tepukan Gery menyadarkanku dari lamunanku.