Aku tak mengira, berpisah denganmu begitu mudah, sama seperti saat kita bertemu dahulu. Hanya hitungan bulan cintaku berlabuh di hatimu. Meski sakit, aku putuskan untuk berpisah darimu. Biar ku bawa buah cinta kita, sebagai pengingat bahwa kau pernah menjadi bagian dari hidupku. (Anne)
Mungkin sudah hampir satu jam ia berdiam diri di kamarnya. Telinganya sudah tak lagi mendengar suara gedoran pintu dan teriakan Dave. Mungkin Dave sudah menyerah dan pergi. Anne melanjutkan kegiatannya merapikan baju-bajunya ke dalam lemari. Tanpa terasa hari sudah beranjak sore. Sinar matahari senja menelusup ke sela jendela yang tak tertutup rapat oleh gorden. Perutnya pun kini terasa lapar. Sejak siang tadi ia belum makan apapun. Mungkin karena luapan emosinya sehingga ia tak sama sekali menghiraukan rasa laparnya.
Anne berjalan ke dapur dan melihat isi dari lemari pendinginnya. Terakhir kali ia meninggalkan rumah ini empat bulan lalu hanya menyisakan telur dan mie instan.