Alexa menghela nafas berat. Ia menatap pantulan dirinya dari cermin di depannya itu. Ia sudah mengenakan pakaian rapi dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit.
Ya! Dia akhirnya memutuskan untuk mengakhiri masa cutinya dan kembali bekerja. Bujukan bu Winda tempo hari telah mengusik hati nuraninya.
Bagaimana tidak! Dia adalah seorang dokter, dan seoraang dokter tidak layak mempunyai sifat egois. Ia bahkan tidak layak memiliki hidupnya. Hidupnya seutuhnya milik pasien. Mereka membutuhkan keajaiban dari tangan-tangan dokter seperti dirinya.
Jika semua dokter mengedepankan sisi pribadinya, maka bagaimana para pasien yang mengantri di rumah sakit itu mendapatkan hak mereka untuk sembuh?
"Aku adalah dokter! Aku tidak boleh egois dengan memikirkan diri sendiri!" desis Alexa pada diri sendiri.
Setelah merasa cukup siap dengan hatinya, Alexa pun akhirnya bergegas keluar dari kamarnya. Sebelum pintu itu terbuka, ia kembali menghela nafas. Ia lalu menarik tuas pintu kamarnya dan membukanya.
