Alexa mengelus perutnya yang tiba-tiba berbunyi. Rasa lapar menjalar ke perutnya. Bagaimana tidak, seharian ia berkeliling di mall yang luasnya hampir satu stadion sepak bola.
Dimas melirik ke arah Alexa. Ia terkekeh.
"Kamu kenapa? Sakit perut?" tanya Dimas pura-pura tidak peka.
"Hish ... aku lapar, Dimas! Ayo kita cari tempat makan. Perutku sudah meronta minta diisi," protes Alexa sambil mengerucutkan bibirnya.
Dimas terkekeh lepas. Ia tak lagi menyembunyikan tawanya seperti sebelumnya.
Alexa menoleh dan seketika itu cemberut.
"Kamu kenapa tertawa? Memangnya ada yang lucu dariku?" ketus Alexa kesal.
Dimas semakin terkekeh. Ia melihat Alexa yang semakin jengkel malah membuat hatinya geli.
Ia suka melihat Alexa cemberut dan mengomel tak jelas. Melihatnya seperti itu rasanya ingin sekali mencubit pipi Alexa dengan gemas.
"Tidak. Tidak ada yang lucu. Hanya saja, rasanya aku ingin sekali mencubit pipimu karena tingkahmu ini sangat menggemaskan," ujar Dimas.