"Bisakah kamu berpura-pura bahagia tiap kali berada di sampingku?" ujar Dimas dengan nada yang begitu sedih.
Suaranya sangat lirih bagaikan orang yang terluka oleh sayatan pedang. Dimas nampak putus asa. Ia hanya menginginkan Alexa. Tak pernah ia begitu menginginkan wanita seperti itu. Jiwanya sangat frustrasi.
Alexa menghela nafas gusar. Ia tak tahu harus menjawab apa. Haruskah ia memenuhi permohonan Dimas, ataukah ia harus mengkuti kata hatinya yang mengatakan bahwa hubungan ini harus segera berakhir?
"Dimas ... aku tak tahu harus menjawab apa. Tapi ... bukankah hubungan kita ini sudah sangat menyakitimu? Aku tak ingin menyakitimu lebih lama lagi. Kamu tahu resiko dari hubungan kita ini. Ini semua palsu. Kamu bahkan tahu perasaanku yang sebenarnya," ujar Alexa sedih.
Alexa berusaha menyadarkan Dimas agar tak memaksakan kehendaknya. Ia harus berpikir realistis menghadapi kenyataan. Dimas harus sadar!