Lima bulan berlalu.
Masa penantian pak Dharmawan telah usai. Ia dengan sabar menunggu masa tunggu bu Winda. Seharusnya ia bisa saja menikahi bu Winda sejak tiga bulan pertama. Namun tak ia lakukan. Ia masih menghormati bu Winda untuk sendiri. Pak Dharmawan memberikan waktu untuk bu Winda memastikan bahwa menerima lamaran pak Dharmawan bukanlah sebuah pelarian dari mantan suaminya itu.
Pak Dharmawan tak menginginkan pernikahan yang setengah hati. Ia menginginkan kebebasan hati bu Winda terhadapnya. Ia tak ingin memaksakan kehendak bu Winda.
"Apa kamu telah yakin dengan keputusanmu itu?" tanya pak Dharmawan sekali lagi.
Mereka tengah menikmati suasana sore di halaman belakang. Bu Winda yang tiba-tiba saja mengatakan bahwa ia yakin dengan keputusannya menikah dengan pak Dharmawan.
Sebelum pak Dharmawan merasa terlalu senang, ia harus memastikan terlebih dahulu hati sang wanita terhadapnya. Ia tak mau, bu Winda menerima lamarannya karena merasa kasihan ataupun balas budi.