Bu Winda merawat pak Dharmawan yang tengah terluka dengan telaten dan sabar. Semua keperluan dan kebutuhan pak Dharmawan sudah disiapkan oleh bu Winda. Termasuk makan siang kali ini.
Bu Winda sudah membawakan menu sarapan ke kamar pak Dharmawan.
Pak Dharmawan membuka matanya seketika saat mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki yang mendekati dirinya.
"Ah, Winda ... " desisnya sambil sedikit meringis.
Luka di bahu pak Dharmawan sudah berangsur pulih. Meski begitu, Angga dan bu Winda tetap bersikeras untuk membuat pak Dharmawan beristirahat di atas ranjang.
Angga yang sangat keras kepala melarang ayahnya untuk melakukan aktivitas apapun terlebih lagi aktivitas mengajar di kampus. Ia ingin ayahnya sembuh total tanpa ada nyeri yang tertinggal.
"Mas, aku bawakan menu makan siang. Ini masakanku sendiri," ujar bu Winda setelah berada di samping pak Dharmawan.
Ia membantu pak Dharmawan untuk bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang.