Dua hari sejak saat Alexa meminta Angga untuk menemaninya. Angga intens mendatangi kamar Alexa. Ia juga membantu Alexa mengerjakan tugas-tugas skripsinya. Tak hanya membantu Alexa, Angga juga tak melupakan tugasnya sendiri. Semua dilakukan bersama di kamar Alexa.
Nek Pi sesekali datang untuk mengantarkan makanan untuk mereka. Angga meminta nek Pi agar menu makan siang ataupun makan malam diantar ke kamar Alexa. Ia merasa nyaman makan di dalam kamar Alexa. Tak ada perasaan canggung ataupun takut lagi ancaman dari ayahnya. Angga sudah tidak peduli. Baginya Alexa adalah segalanya. Terbukti saat Alexa sakit, hanya sama sekali tidak peduli pada Alexa, dan hal itu membuat Angga geram pada sikap abai ayahnya.
"Angga ... apa kamu gak kasihan pada ayahmu? Dia pasti sangat kesepian saat makan. Sama sepertiku yang tak suka jika makan sendirian. Mungkin saja, ayahmu merasakan hal yang sama denganku," ujar Alexa tiba-tiba saja teringat pada pak Dharmawan.
Mereka tengah menyantap makan siang.