Andi dan Dinda saling berpandangan mendengar pengakuan dari Gilang. Tentu saja mereka tidak mau terlihat seperti menghakimi Gilang dan membuat Gilang berada dalam posisi bersalah. Mereka lebih ingin mengajak sang anak berdiskusi hingga menyimpulkan mana yang benar dan mana yang salah karena tentu saja mereka sebagai orang tua pun masih banyak salah. Apalagi Gilang sebagai anak-anak. Tentu dia masih rawan melakukan kesalahan baik dalam tindakan maupun ucapannya.
"Abang nggak usah ngerasa bersalah gitu dong," bujuk Andi dengan nada membujuk agar ketegangan di wajah anak laki-lakinya sedikit berkurang.
"Kita ngobrol di ruang TV saja," ajak Dinda dengan senyum yang begitu manis dia tujukan pada sang putra.
"Abang beresin dulu piringnya, nanti kita ngobrol di sana. Amih tunggu Abi selesai makan dulu, nanti nyusul ke sana ya," sambung Dinda.