Ghita POV
Aku merasa pusing menjadi diriku yang sellau ingin tahu urusan orang. Sungguh itu membuat diriku benar-benar tidak nyaman. Aku tidak menginginkan menjadi seorang bocah yang srba ingin tahu. Aku tidak meminta menjadi diriku yang banyak bicara. Aku juga tidak pernah bisa menolak apa yang sudah ditakdirkan untuk diriku.
Namun, kemarin sore aku benar-baenar sadar kalau rasa ingin tahuku justru membuat aku semakin tidak bisa lepas dari apa yang berkeliaran di pikiran ini. Sebuah tanya yang selalu berujung pada setiap pertanyaan baru.
Orang bilang aku anak yang pandai, mereka bilang aku ini pintar. Namun, jauh dalam lubuk hatiku aku menyesal menjadi diriku sendiri yang tak pernah bisa menutup mulut sejenak saja untuk tidak melontarkan pertanyaan pada orang lain.
"Teteh, sudah subuh. Bangun, Teteh salat dulu."
