"Mama sudah dalam perjalanan, Bang. Nih …." Dinda menyerahkan ponsel pada Gilang.
Terlebih dahulu Dinda menekan tombol dial untuk menghubungi nomor Rini. Tidak berapa lama nada tut penghubung sambungan pun terdengar bersamaan dengan hitungan detik lamanya panggilan yang mulai berjalan.
"Halo, Mamah ini aku," kata Gilang menyapa Rini dengan nada yang begitu antusias.
"Mamah sudah sampai mana?" tanyanya lagi padahal pertanyaan pertama belum juga dijawag oleh Rini.
"Ma-ma …."
Tut … tut … tut ….
Panggilan terputus begitu saja setelah sesaat Gilang mendengar suara Rini yang terputus-putus. Wajahnya berubah drastis, rasa khawatir dan cemas menyergap seketika. Dinda hanya mengulum senyum sembari berjalan mendekat pada anak laki-laki yang kini memandang layar ponsel dengan mimik muka penuh tanda tanya.
"Kenapa Sayang?" tanya Dinda.
Dia mengajak Gilang duduk di sofa dan meminta ponsel dari tangan Gilang.
[Rin, kenapa teleponnya terputus.]