Seminggu berlalu, Gilang sudah benar-benar meresapi apa yang diinginkan hatinya. Apa yang membuatnya nyaman, seperti apa keadaan yang dia inginkan setelah dia mengetahui kalau Rini adalah ibu kandungnya dan di sini dia tinggal bersama keluarga ibu susunya.
"Amih, aku mau bicara," kata Gilang mendekat ke arah Dinda yang baru selesai memberi asi pada Giian.
"Di sini apa di mana sayang?" tanya Dinda, seperti biasa dia menjawab pertanyaan sang putra dengan senyum manis yang selalu membuat Gilang merasa nyaman kala berada di dekat Dinda.
"Di kamar tamu saja, Amih," saran Gilang.
Dia tidak ingin obrolannya dengan Dinda diganggu Ghita atau tangisan Giian. Gilang merasa harus segera membuat semuanya menjadi jelas. Tidak mungkin dia terlalu mendiamkan masalah ini. cepat atau lambat dia juga harus kembali membahasnya meskipun hanya di depan Dinda karena pada Dinda lah Gilang merasa nyaman menyampaikan unek-uneknya.