"Abang semalam kenapa?" tanya Ghita saat mereka sudah berada di dalam mobil untuk berangkat menuju sekolah dengan diantarkan oleh Eed.
"Kalau Abang diam, berarti Abang sama saja dengan lainnya," keluh Ghita yang sduah mencoba bersahabat dengan rasa penasaran. Namum, nihil, yang ada dia semakin penasaraan saat melihat Gilang pagi ini terlihat biasa-biasa saja. Padahal semalam dia tahu dengan jelas kalau sang kakak yang selama ini sangat jarang dan hampir tidak pernah menangis, semalam justru meaung dan terdengar beberapa kali menjerit histeris.
"Sama bagaimana?" tanya Gilang yang tidak mengeti kenapa sang adik bisa menarik kesimpulan bahwa dia sama seperti yang lainnya.
"Sama-sama melakukan gerakan tutup mulut untuk menjawab pertanyaan aku."
"Memangnya Ghita nanya apa?" tanya Gilang.
Ghita langsung saja cemberut dengan melipat kedua tangannya ke dada. Baru saja dia melepar pertanyaan, kini Gilang malah balik bertanya.
