Gilang menikmati sarapan nasi uduk berdua dengan Bagas. Mereka makan di meja yang disediakan kedai sarapan yang berada di samping lapangan bermain. Tak ada pembicaraan apapun selama mereka menghabiskan sarapan mereka. Bagas memberikan waktu untuk sang cucu fokus menikmati sarapannya tanpa diganggu dengan pertanyaan yang mungkin akan membuat napsu makan Gilang menguap.
"Alhamdulillah, kenyang," ujar Gilang dengan mengusap perutnya yang terlihat membuncit karena kekenyangan.
"Alhamdulillah, kenyang, Bang?" tanya Bagas yang langsung diangguki oleh Gilang.
"Duduk di sana yuk, Bang," ajak Bagas menunjukan bangku panjang yang berada di bawah rindangnya pohon mangga di pinggir lapangan voli yang biasanya ramai digunakan para pemuda sore hari.
"Abang semalam kenapa?" tanya Bagas.
Gilang terlihat meringis karena bingung menjawab pertanyaan dari Bagas. Semalam dia memang benar-benar kalut dan dikuasi emosi yang membuatnya meraung-raung di dalam kamar.
