Dinda sudah khawatir kalau ketiga sahabat yang lainnya batal hadir ke acaranya. Lima menit lagi acara akan dimulai, sebagian tamu juga sudah hadir dan duduk melingkari ruang tamu rumah Dinda. Namun, para sahabatnya belum juga datang. Dinda diajak masuk oleh Astri agar nantinya Andi yang membopong tampah tempat Giian berbaring dan Dinda yang menyemprotkan minyak wangi pada para ibu-ibu jamiyah marhaban.
"Masuk saja, nanti juga kalau mereka datang ada Mbak," suruh Astri pada Dinda.
Dinda mengangguk dan masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang karena di ruang tamu sudah dipenuhi para tamu undangan.
"Ih kok Giian jadi ganteng banget," komentar Dinda saat melihat bayinya bak raden berkumis tipis.
Mata Giian juga terlihat tajam dipakaikan sibak atau eyeliner dari bubuk sibak. Bukan hanya mata, di bagian atas bibir Giian juga digambar garis yang membentuk kumis tipis.
"Ini siapa yang dandani, Bi?" tanya Dinda pada Andi yang menunggui Giian di kamar.
