"Abi … mobil boks tuh," teriak Ghita menunjukan mobil boks warna putih yang berhenti di depan gerbang rumah mereka yang tertutup.
"Suruh mang Eed bukain ya, Sayang," perintah Andi pada ghita.
Ghita langsung berlari halaman belakang memanggil Eed untuk membukakan pintu gerbang. Padahal Eed sudah membukanya saat mendengar suara klakson mobil.
"Mah, lihat mang Eed nggak?" tanya Ghita pada Nisa dengan napas yang masih ngos-ngosan.
"Ada apa Ghita cari mang Eed?" tanya Astri yang memang ingin mengusili sang kemenakan dengan mengedipkan mata pada Nisa.
"Itu di depan ada mobil," jawab Ghita dengan napasnya yang masih terengah.
"Iya di depan ada mobil Mamah, Mamah Nisa dan Bunda Lis."
"Ih, bukan mobil yang itu," kata Ghita dengan menggoyangkan tangannya di depan Astri.
"Terus mobil apa?"
"Mobil boks."
"Oh," ujar Astri dengan membulatkan mulutnya.
"Jadi mang Eed mana, Mah?" ulang Ghita menanyakan keberadaan Eed pada Astri dan Nisa dengan bergantian memandang ke arah mereka.
