"Abi mana, Mak?" tanya Dinda melihat Astuti kembali seorang diri.
"Abinya ke toserba dulu. Emak minta tolong buat beliin minuman jamu buat Emak. Nggak apa-apa kan, Mbak?"
Dinda terbahak mendengar pertanyaan yang dilontarkan Astuti. Masa iya dia akan marah hanya karena Astuti meminta tolong untuk dibelikan sesuatu di toserba.
"Ya enggak apa-apa dong, Mak," cetus Dinda disertai tawa yang membuat Giian kaget hingga ujung dada Dinda terlepas dari sedotan mulut mungil Giian dan menyebabkan bayi Giian menangis seketika.
"Ya ampun, Cuma lepas bentar saja nangis," gumam Dinda yang kembali memasukan ujung dadanya ke mulut Giian.
"Dia lebih rakus dari kedua kakaknya karena enggak mesti berbagi asi kayaknya, Mbak," terka Astuti yang melihat Giian menyusu begitu rakusnya berbeda dengan Gilang dan Ghita dulu.
"Iya, Mak. Dia kayaknya lebih kuat nyusu dibanding Ghita dan Gilang."