"Ibu ...," desis Dinda melihat Hindun yang masih setia duduk di samping sang bapak.
Dinda tidak melihat Hindun menangis, ibunya sedang mengaji dengan sebuah Al Quran di pangkuannya. Keluarga mereka yang sudah berkumpul disana pun sebagian duduk sedang mengaji dan sebagian lagi mempersiapkan buat pemakaman sang Bapak esok hari.
Badan Dinda kembali limbung dan hampir terjatuh kalau saja Andi tak sigap menangkapnya. Dia kembali membopong sang istri ke dalam kamar untuk dibaringkan di atas ranjang.
"Ghita sama Abang di sini saja jagain, Amih. Kalau Amih bangun, jangan lupa ditawarin makan atau minum," pesan Andi pada kedua anaknya.
"Iya, Abi, tapi Abang pengen ngaji juga buat kakek," kata Gilang yang juga didukung Ghita dengan menganggukkan kepalanya.
"Abang sama Ghita bisa ngaji di sini sambil temani Amih. Jangan lupa, niatkan ngajinya untuk bapak ya," tambahnya memberi lesan buat kedua buah hatinya sebelum kembali keluar dari kamar.