Malam ini, Tika sudah menentukan pilihan untuk hidupnya. Pilihan yang tentu saja akan berpengaruh untuk putrinya, Maura. .
Tika tahu bagaimana keluarga suaminya memperlakukan Maura. Tidak akan ada yang bisa memperhatikan Maura sepenuhnya. Termasuk sang suami yang selalu pulang menjelang Magrib.
Dia begitu merindukan Maura. Gadis kecilnya yang selalu merasa mengeluh karena merasa terpenjara di dalam rumah besar yang justru membatasi ruang gerak Maura.
"Belum tidur, Mbak?" tanya Mona yang melihat Tika sedari tadi berubah-ubah posisi berbaringnya.
"Atau gak bisa tidur?" tebak Mona.
Dia juga tidak bisa tidur, malam ini Mona begitu merindukan anak-anaknya di rumah. Dia menyesal telah memilih profesi sebagai pencopet untuk menghidupi ketiga anaknya setelah ditinggal pergi suaminya.
"Iya Mbak, aku kangen anakku," desah Tika dengan mengusap air mata yang keluar dari kedua sudut mata indahnya.