Rini berbalik, langkahnya begitu cepat menuju tempat Ikhsan dan Gendis menunggu Rini di bawah pohon mangga yang begitu Rindang, di samping lapangan voli yang menyatu dengan taman bermain komlpkes perumahan yang ditempati Dinda.
"Mih, ini uangnya, Si ibu gak mau dibayar, katanya hadiah ulang tahun buat aku dan Ghita," ujar Gilang mengembalikan tiga lembar uang lima puluh ribuan yang diberikan Dinda untuk membayar balon-balon yang diambil Ghita bersama teman-temannya.
"Hadiah dari siapa sayang?"
"Gak tahu Mih, ibunya nangis lari ke sana," tunjuk Gilang mengarah ke lapangan voli.
"Nangis, kok bisa. Abang gak tanya kenapa ibunya nangis?"
"Aku tanya, tapi katanya ingat anak dia, terus si ibu juga minta peluk aku. Sekalian saja Aku peluk dan cium dia, eh nangisnya malah tambah parah, terus dia lari gitu saja ninggalin aku," cerita Gilang yang langsung membuat perasaan Dinda berpikir yang tidak-tidak.
'Ya Allah apa dia ibunya Gilang.'
'Buat apa dia ke sini.'