Selama berada di tempat sang Bibik, Rini memang memakai kerudung jika keluar rumah. Dia tidak mempedulikan cibiran dan sindiran dari keluarga ibunya yang mengatakan kalau mantan pelacur seperti dirinya tidak pantas untuk menutup aurat.
Rini hanya berpegang teguh pada keyakinan dirinya yang ingin berubah menjadi lebih baik. Beruntung Munah dan Didi sang paman selalu mendukung Rini dan memberinya semangat agar tidak mendengarkan komentar dan omongan miring dari pihak keluarganya yang lain.
Rini juga hampir tidak pernah keluar dari rumah Munah kecuali ke ladang atau ke musala untuk ikut Munah salat jamaah. Keberadaannya di sana saja sudah menjadi pro kontra di pihak keluarga besar sang ibu. Rini tidak ingin membuat Munah disalahkan kalau sampai dirinya tidak bisa menjaga diri dan sikap selama di sana.
"Bik, aku mau jualan terasi bawang laku nggak ya," tanya Rini ketika mereka sedang beristirahat, duduk di pematang sawah menselonjorkan kaki mereka sejenak.
