Dengan tangan gemetar Dinda memasukan anak kunci ke dalam lubang gembok untuk membuka gerbang belakang.
"Mbak, kok buka sendiri?" tanya Tresno yang kini sudah sampai di depan gerbang.
Tresno membantu Dinda mendorong pintu gerbang agar terbuka, kemudian menutup dan mengunci gerbang.
"Ya Allah, sudah keluar darah, Mbak, hayu," ujar Tresno melihat darah di kaki Dinda. Tangan kanan Tresno memapah Dinda yang sudah sangat terlihat kepayahan dibawa berjalan. Sementara tangan kirinya membawa tas besar berisi perlengkapan medis yang dia perlukan untuk memeriksa kehamilan Dinda.
"Oek... Oek...."
Terdengar suara bayi nyaring di dalam rumah disertai teriakan Andi yang memanggil sang istri.
"Bi, bayi siapa?" tanya Dinda yang berdiri terpaku melihat sang suami menggendong bayi merah dengan tali pusar yang masih terlihat segar.
"Aduh," jerit Dinda yang merasakan mulas di perutnya yang sudah tidak tertahan.