Mobil di depan Andi terlihat mulai mengurangi kecepatan karena memang sudah dekat dengan gerbang pesantren. Mobil Candra dan paling Astri sudah berhenti diikuti ketiga mobil di belakangnya.
Andi menggoyangkan lengan Dinda, "Sayang, bangun sudah sampai," bisik Andi di telinga sang istri dan langsung mengambil kesempatan mengecup singkat bibir yang sedari tadi terlihat begitu menggodanya.
Dinda membuka matanya perlahan, memaksa menyesuaikan diri dengan silau matahari yang sebenarnya masih membuatnya merasa pusing. Dua matanya melirik ke sekeliling mobil. Juliana dan Nilam melambaikan tangan meminta Dinda segera keluar.
Dinda tersenyum menyambut lambaian tangan keduanya dan membuka pintu mobil diikuti dengan Andi.
"Aunty, aku kangen." Nilam memcium tangan Dinda. Tingginya kini sudah mencapai dada sang Aunty, hingga memudahkan Dinda memeluk Nilam dan mengusap rambutnya yang kini tertutup jilbab yang sama dengan yang dia pakai.
