Suasana yang diawal terasa mencekam kini mulai mencair sedikit demi sedikit. Raut wajah lega dari Astri dan Alisa kini sudah tampak kembali ceria. Hanya Andi yang masih terlihat tidak berubah, masih lusuh dan tidak ada keceriaan sedikit pun dia tampakkan. Meskipun tidak dia pungkiri, satu bebannya kini telah berkurang. Andi tidak lagi harus mendengarkan sang ibu yang memaksanya untuk mau menikah dengan Mutim.
Bagi Andi, Mutim gaids yang baik, berhak mendapatkan pria yang sama-sama lajang sepertinya, pria yang jauh lebih baik dari diri Andi. Cukuplah Dinda satu yang menjadi tempatnya berlabuh cinta. Tidak akan bisa dia membagi cinta sama adilnya jikalau dipaksa untuk mendua.