"Hamil?" tanya Dinda ragu pada Mayuha.
"Saya hamil?" ulang Dinda dengan suara bergetar.
"Iya, Ini garis dua. Mbak Dinda hamil," jawab Mayuha meyakinkan Dinda dengan memberikan alat tes kehamilan ke tangan Dinda. Dinda menerimanya dengan tangan bergetar.
"Al-ham-dulillah," serunya dengan isak tangis bahagia.
"Ini bukan mimpi?"
Mayuha, Halimah, Cahaya dan Azizah mengangguk bersamaan. Mereka menitikan air mata haru melihat Dinda yang meluapkan tangis haru karena rasa bahagia.
Sebelum pulang Mayuha menyarankan Dinda untuk memastikan kehamilannya ke dokter kandungan. Dia hanya memberikan vitamin penambah darah saja.
"Mbak, apapun masalah mbak dan suami, dia berhak tahu kalai mbak sedang mengandung anaknya," pesan Mayuha pada Dinda sebelum dia keluar dari kamar Dinda. Cahaya mengantar dokter Mayuha sampai ke pintu depan. Halimah duduk di samping Dinda yang masih menatap alat tes kehamilan di tangannya.
"Teteh." Halimah mengusap lengan Dinda.
