"Jangan-jangan Teteh…."
"Jangan-jangan apa, kamu nggak usah mikir aneh-aneh," sela Halimah yang masuk ke kamar Dinda membawa segelas teh hangat dan dia letakkan di nakas samping ranjang Dinda berbaring.
"Ih, belum juga aku selesai ngomong. Kak Imah sudah buruk sangka saja," protes Cahaya dengan bibir monyong cemberut.
"Emang kamu mau ngong jangan-jangan Teteh kenapa, hah?" tanya Halimah sembari menyibak tirai jendela kamar Dinda.
"Aduh, jangan lupa dibuka, Mah," rintih Dinda karena cahaya matahari yang masuk melalui jendela membuat kepanya terasa semakin pusing. Dahi Halimah mengerut, tapi dia langsung menutup kembali tirai jendela yang baru saja dibukanya.
"Tuh benerkan dugaanku. Jangan-jangan teteh ngidam," terka Cahaya yang membuat Halimah tersedak dan batuk karena kaget dengan tebakan Cahaya.
"Ih, Kamu asal saja, Teteh hamil sama siapa? Sama guling?" hardik Halimah pada Cahaya.