"Astaghfirullah," pekik Astri hampir saja berteriak protes dengan apa yang barusan Tun katakan. Namun, candra yang berdiri di samping menariknya menjauh. Merangkul pundak sang istri agar bisa mengontrol emosinya.
Bagaimana pun sikap Tun, tidak sepantasnya Astri berlaku tidak sopan pada ibunya, ibu yang telah bersusah payah mengandungnya selama sembilan bulan dan mempertaruhkan nyawa agar Astri bisa lahir ke dunia. Belum lagi kesusahan dan pengorbanan Tun lainnya saat mengurus dan mendidik Astri.
"Sabar Mah, sabar," bisik Candra di telinga Astri diiringi gerakan tangannya yang mengusap lembut pundaknya.
Andi sendiri sudah kehilangan kata untuk menanggapi sang ibu. Meskipun begitu Andi masih bisa mengontrol emosinya.
"Silakan lakukan apa yang ibu mau, kalau itu membuat ibu bahagia. Aku," Andi menarik napasnya berat.
"Aku rela meskipun nyawaku yang ibu minta," pungkas Andi dengan suara yang terdengar begitu berat.