Yesa membaca lembaran pertama yang diberikan Lelis. Alam yang duduk tidak jauh darinya melongok dan ikut membaca dari tempatnya duduk. Setelah lembaran pertama selesai dibaca, Yesa menyerahkannya pada Alam. Dia kini melanjutkan membaca lembaran kedua. Beberapa kali Yesa mengulang apa yang dibaca agar bisa menangkap maksud kalimat yang ditulis Lelis.
Baru membacanya saja Yesa merasa merinding, dia membayangkan sang bapak yang tidak menerima keputusan nyang akan mereka ambil. Kemarahan yang akan disertai caci maki dan sumpah serapah yang dilontarkan pada mereka.
"Harus secepat ini Mbak?" tanya Yesa. Dia masih ragu untuk melakukan saran dari Lelis.
"Momentumnya pas Mbak, bulan Ramadan. Niatkan dengan sesuatu hal yang baik, Mas Alam tentu lebih mengerti perihal ini."