Hufft
Lelis menghempaskan napasnya kasar, keningnya berkerut dengan alis yang saling bertautan.
"Bingung ya mbak?" tanya Yesa padanya.
"Banget, kalian kerja sama bapak, dibayar. Bapak sering minta uang dalam jumlah banyak. Bukannya kalian saja kerja sama dia, terus kenapa malah minta uang sama kalian."
"Panjang lagi mbak ceritanya," jawab Alam.
"Waktu kita masih lumayan kok, saya siap dengerin. Soalnya gak mungkin banget saya bisa bantu kalian, sedangkan buat saya pribadi masalah ini benar-benar masih seperti benang kusut yang entah dimana ujungnya," aku Lelis.
Yesa terdiam sejenak, jemarinya diketuk-ketukkan di atas meja. Dia seakan membuka kembali album kenangannya dan merangkai kata untuk menggambarkan, betapa kusut dan susahnya dia keluar dari belenggu sang bapak.
Yesa POV