Rini merasa dirinya begitu beruntung bisa mendapat suami yang begitu ngemong Rini untuk mempelajari bab fikih dalam agamanya.
Pembahasan yang sebelumnya tidak dia ketahui sama sekali karena pengetahuan agama yang begitu minim. Jangankan bab-bab fikih salat pun dia tidak mengerjakannya.
"Rin, Bibik pulang dulu ya. Takut Mamang kamu keburu pulang dari sawah," pamit Munah.
Kini tinggal Rini, Yanti dan Gendis saja yang masih berada di teras. Gendis terlihat begitu senang, dia dan Yanti memang selau terlihat kompak.
"Mah, ini ponsel dari tadi bunyi mulu," sungut Ikhsan dengan muka kucel bangun tidur. Dia menyerahkan ponsel Rini kemudian duduk bersandar di tembok melihat Gendis yang masih asik bermain dengan Yanti.
"Mamah angkat telepon dari Teti dulu ya di dalam," pamit Rini sebelum masuk dan menggeser tombol hijau ke atas untuk menjawab panggilan dari Teti.