"Apa kamu begitu menyukaiku?" bisik Rery tiba-tiba. Pertanyaan itu membuat Grizelle bingung harus menjawab bagaimana. "Katakan saja. Jika iya, rasa suka seperti apa itu? apa hanya sekedar idola? Atau kamu benar-benar menyukaiku?" tanyanya lagi.
Napas yang berembus di telinga Grizelle, membuat wanita itu tidak dapat berpikir jernih. Ia pun tetap diam tidak menjawab pertanyaan yang terlontar. Wanita itu hanya berkedip sembari mengatur napasnya yang terasa sesak.
Kesal tidak mendapat jawaban, Rery membalikkan tubuh Grizelle. Kini mereka saling tatap dengan jarak yang begitu dekat.
Kesunyian kembali menyapa. Detik suara jam kalah keras jika dibandingkan dengan detak jantung keduanya. Mereka sama-sama gugup, tetapi salah satunya mencoba tenang.
"Jawablah," ucap Rery lagi.
"A-apa?" Grizelle mengalihkan pandangan, ia tidak sanggup jika harus menatap mata idolanya. Namun, tangan Rery segera memegang dagu Grizelle. Mengarahkan wajahnya tepat di hadapan wajah tampan itu.