Ketika beberapa orang di toko mendengar ini, kaki mereka menjadi lemah dalam sekejap.
Apa, apa ... apa Nona Liem?
Petugas yang telah mendorong Diana sebelumnya juga melihat dengan canggung ke arah Diana, yang selalu tanpa ekspresi. Termasuk Fany yang masih berkutat dengan ritsleting gaunnya, juga mengangkat matanya dengan linglung.
Bukankah Diana orang yang bertanggung jawab atas sebuah studio kecil? Kenapa bos dari jaringan toko serba ada di bawah grup Liem Jakarta bersikap seperti itu padanya seolah-olah kasim itu telah melihat Galeries Lafayette?
Tuan Purwanto dan Tuan Widyanto dengan penuh semangat menyerahkan kartu nama mereka kepada Diana: "Nona Liem, kami adalah orang yang bertanggung jawab atas mal ini. Jika Anda memiliki pertanyaan di Kota Surabaya yang mengharuskan kami untuk maju, Anda dapat menghubungi kami di kapan saja. Pasti menyalakannya untukmu dua puluh empat jam! "