Dia melihat Emmanuel dalam balutan jas, sangat mirip tuan besarnya ketika masih muda. Dia seolah melihat sosok Edward kembali dalam diri Emmanuel, sejak saat itu dia memutuskan untuk menyeret pria itu, naasnya berakhir sangat menyedihkan.
Dia melihat tekat dan ambisi Emmanuel yang sangat kuat. Sehingga dia berani mengajaknya bicara dan membuka topeng, siapa dirinya. Sejak saat itu hubungan mereka terjalin, lebih dari sekedar mitra.
Mereka berbagi ranjang yang sama, ketika bersama Emmanuel, dia lupa jika dirinya sudah tua, tidak layak lagi mendapat kenikmatan yang telat dia rasakan. Tapi,setelah semua perjalanan, yang dia pikir akan berakhir sesuai rencananya, justru sekarang mereka berada di lembah kematian yang tak kunjung datang.
Andai dia tidak melibatkan pria itu, mungkin sekarang dia tidak akan melihat pemandangan memilukan ini. Emmanuel hanyalah seonggok manusia tidak berguna yang memiliki ambisi liar.