"Satu-satunya anak panti yang baik padaku adalah dia, aku menganggapnya seorang kakak. Sampai di usiaku lima belas tahun dia mengutarakan isi hatinya, mungkin Emily mengetahui hal itu dan dia memfitnahku habis-habisan. Entah sejak kapan aku mendapat fitnahan dan terbiasa karenanya," ucap Rosse.
Dia memeluk Moza dengan kuat seolah minta perlindungan.
"Dia percaya?" Setelah hening dari keduanya, pertanyaan itulah yang keluar dari bibir Rich.
"Tentu. Dari sikap dan caranya menatapku sudah bisa di pastikan Emily suksesbesar." Rich mengepalkan kedua tangannya dengan kuat hingga buku jarinya memutih.
"Tidak coba kau jelaskan?" Tanyanya lagi. Dia belum berbalik untuk melihat raut wajah Rosse.
"Untuk apa? Dia percaya, artinya penjelasanku tidak berguna. Aku tidak akan repot untuk hal sia-sia." Rich semakin mengepal tangannya dengan kuat.
"Beruntung kau tidak mencintainya."
"Benar, hanya itu yang aku syukuri. Denganbegitu sakit yang aku tanggung tidaklah parah."