Keesokannya Rosse bangun pukul satu siang dengan tulang yang hampir hancur karena kelelahan. Dia menggeliatkan tubuhnya yang kaku rasa sakit yang tidak tau bilang.
Membuka mata perlahan Rosse menyesuaikan penglihatannya, dia tidak melihat keberadaan Rich baik di sampingnya dan di kamar ini. Dengan sisa tenaga dia bangkit dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
Dengan menahan sedikit ringisan karena tubuh dan bagian intinya sakit akibat percintaan gila semalam. Menaikan selimutnya menutupi leher dia kembali menutup matanya mengingat semua yang terjadi semalam.Rich bercinta dengannya seperti orang kesetanan, namun dia bisa merasakan bahwa sentuhan itu di dasari rasa cinta yang besar. Rich ingin menunjukan padanya bahwa selama ini pria itu mencintainya bukan karena obsesi.
"Aku takut untuk percaya padamu, kau tidak tau seberapa mengerikannya penolakanmu dulu," gumam Rosse dengan airmata mengalir.