Malam semakin larut, dua anak manusia itu masih berada dalam gereja tua. Rich merebahkan tubuh Rosse yang sudah tertidur di atas pahanya. Dia harusnya bisa menghubungi Jack atau siapa pun untuk menjemput mereka namun dia ingin menikmati waktu bersama dengan Rosse sedikit lebih lama.
Dalam tidurnya pun Rosse terjaga, alisnya mengerut, entah apa yang di mimpikan wanita ini. Rich memandang wajah Rosse dari pantulan cahaya bulan, samar namun dia bisa melihat dengan baik setiap inci wajah mungil ini.
Rosse mirip kelinci yang tersesat dalam hutan, berlari sejauh mungkin dari para pemburu dan hewan buas, tidak ada jalan untuk selamat namun dia tidak menyerah. Jika terjebak dalam keadaan yang sulitkelinci ini berubah menjadi landak dan mengandalkan duri tajamnya untuk melindungi diri.
Jack membelai wajah cantik yang berbentuk hati. Sangat mungil, satu telapak tangannya cukup menutupi seluruh wajah itu.