Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi Drystan masih diam termenung diruangannya.
Drystan menatap lukisan yang sudah hancur itu dengan tatapan kalut. Ia tidak mengizinkan siapa pun membersihkan ruangannya.
Pemandangan malam kota Madrid dengan lampu kota yang bertebaran indah seharusnya dapat menenangkan pikiran, namun itu tidak berpengaruh untuk Drystan. Pikirannya sangat kalut.
Dia masih memikirkan perkataan Alexa tadi siang.
'Mau kau cari sampai ke ujung dunia pun, kau takkan bisa menemukannya!'
'Jika kau ingin bertemu dengan Ibuku, maka kau harus mengizinkanku untuk melubangi kepalamu dengan peluruku. Hanya itu satu-satunya agar kau dapat bertemu dengannya.'
'Itu pun jika kau beruntung!'
Drystan mengacak asal rambut, "Shit! Apa maksud perkataannya!?" Drystan memukul meja kerjanya untuk kesekian kali. Sudah terdapar memar kebiruan dibuku-buku tangannya.