Hari ini Xean akan pergi jalan-jalan bersama Varsha sesuai rencananya semalam. Ia ingin menikmati waktunya bersama Varsha sebelum ia pergi ke Moskow minggu depan. Sepertinya alam pun mendukung rencananya hari ini, cuaca terlihat sangat bersabat.
Xean berjalan menuju kamar Varsha dengan perasaan senang, entah kenapa moodnya sangat bagus hari ini. Saat berada didepan kamar Varsha ia mengetuk kamar gadis itu, karna Varsha sangat tidak suka jika seseorang masuk kekamarnya tanpa izin.
TOK...TOK..TOK...
"Vy ini aku, apa kau sudah bangun?" Ucap Xean sedikit berteriak
Tidak ada jawaban dari sang empunya kamar, 'Apa dia masih tidur?' batin Xean
Sementara itu didalam kamar tersebut, seorang gadis cantik sedang tertidur pulas diranjang queensize nya. Walaupun memiliki beberapa bekas luka dan memar di tubuhnya, hal itu tidak mengurangi kecantikan yang ia miliki. Gadis itu terlihat enggan untuk keluar dari dunia mimpi walau sang matahari sudah menampakkan sinarnya.
Xean akhirnya memutuskan untuk memasuki kamar Vy, dan benar saja gadis itu masih tertidur. Pemuda tersebut tersenyum hangat, kemudian berjalan menuju jendela, ia membuka semua tirai yang menghalangi sinar matahari masuk kekamar itu. Sang empunya kamar sedikit terganggu dan menutup wajahnya dengan bantal.
"Oh c'mon lazy girl, wake up!" Ucap pemuda tersebut
"C'mon Vy! Apa kau hanya akan tidur seharian seperti kukang? Ayo kita jalan-jalan." Lanjutnya
Mendengar hal itu sedikit menarik perhatian Varsha, ia memang sudah sangat bosan terus berada dikamar. Gadis itu kemudian menyingkirkan bantal yang ada diwajahnya dan menatap Xean dengan pandangan bertanya.
Seperti paham apa yang dimaksud dengan adik kecilnya ini, Xean tersenyum sambil mengedipkan mata, "Kau akan tahu nanti."
"Cepat bangun dan bersiap-siap, aku akan menunggumu." Ucap Xean
Varsha hanya mengangguk, kemudian ia berjalan menuju bathroom yang langsung terhubung dengan wardrobe nya. Setelah 20 menit bersiap-siap, gadis itu pun keluar. Ia sangat cantik dengan pakaian casualnya.
Xean tersenyum saat melihat Varsha, senyuman hangat yang selalu ia berikan untuk Varsha.
"Are you ready?" Tanya Xean
Varsha tersenyum kecil dan mengangguk, Xean berjalan menghampirinya. Senyuman hangat itu masih setia ia tunjukkan untuk Varsha, Xean kemudian menggenggam tangan kecil itu. Mereka berdua berjalan bersama menuju halaman depan, Xean dan Varsha berpapasan dengan Oleandra dan Reagan di living room.
"Kalian ingin pergi?" Tanya Oleandra
"Yes Mom." Jawab Xean
"Kalian ingin pergi kemana?" Tanya Reagan
"Entahlah! Mungkin hanya keliling sekitar kota sebentar." Jawab Xean
Reagan tidak menjawab, ia melirik Varsha sedangkan gadis itu tidak meliriknya sedikit pun. Pandangannya hanya lurus kedepan, tidak ada ekpresi yang ia tunjukkan. Hubungan Reagan dan Varsha semakin memburuk sejak kejadian beberapa minggu lalu, mereka seperti orang asing yang tinggal satu atap. Antara Reagan maupun Varsha, tidak ada yang mau memulai untuk memperbaiki hubungan mereka. Bagi Varsha ayahnya sudah mati, dan bagi Reagan Varsha adalah anak yang tidak ia inginkan.
"Kamu akan mengemudi sendiri Xean?" Tanya Oleandra
"I think so, karna aku hanya ingin pergi berdua dengan Vy." Jawab Xean
Oleandra mengangguk mengerti, kemudian ia menatap Vy dan bertanya, "Bagaimana kondisimu sayang?"
Varsha tidak merespon, ia memuta bola matanya malas. Ia benar-benar muak dengan wanita dihadapannya ini.
"Kondisi Vy semakin membaik, Mom. Dia juga meminum obatnya dengan teratur." Xean menjawab pertanyaan Oleandra
"Syukurlah kalau begitu, akan lebih baik kalau ia juga mau menjalani terapi. Jadi dia bisa berbicara lagi." Ucap Oleandra dengan nada prihatin
'Tidak perlu! Lagipula aku tidak ingin berbicara denganmu.' Jawab Varsha dalam hati
"Aku akan membujuknya Mom." Jawab Xean
"Baiklah, sebaiknya kalian pergi sekarang. Dan jangan pulang terlalu larut, Xean." Ucap Oleandra
"Okey, Mom."
Mereka pun kembali berjalan menuju halaman depan, disana Eugene sudah menunggu mereka.
"Hi Eugene! Mobilnya sudah siap?" Tanya Xean
"Sudah tuan, tapi apakah anda yakin ingin menyetir sendiri?"
"Kau meragukan kemampuanku?"
"Bukan Tuan, bukan itu maksud saya. Setidaknya bawalah Joe dan beberapa bodyguard, biar mereka mengawal anda dari belakang." Ucap Eugene
"Tidak perlu. Kami tidak akan pergi jauh, lagipula aku ingin menghabiskan waktu dengan Vy saja hari ini."
"Tapi Tuan, setidaknya kita harus berjaga-ja-"
"Tidak akan terjadi apa-apa. We will safe." Sela Xean
Eugene menghela napas pelan, mau tidak mau ia harus mengikuti perintah Tuan mudanya.
"Baiklah Tuan muda. Semoga kalian bersenang-senang." Setelah itu Eugene membukakan pintu mobil untuk Xean dan Varsha
"Selamat bersenang-senang Nona muda, semoga anda menikmati perjalanannya." Ucap Eugene kepada Varsha, Varsha hanya tersenyum kecil sebagai jawaban.
Xean memakaikan seatbelt Varsha, setelah itu ia menghidupkan mesin mobil dan melaju meninggalkan pelataran kastil mewah itu dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan hanya suara musik yang terdengar, terkadang Xean mebuat lelucon dan menceritakan beberapa hal kepada Varsha. Gadis itu hanya tersenyum, mengangguk dan menggeleng sebagai jawabannya.
Selama dua jam lebih perjalanan, akhirnya Xean menghentikan mobil didepan sebuah toko bunga. Varsha mengerutkan keningnya, ia bingung kenapa Xean mengajaknya ke toko bunga. Merasa paham dengan kebingungan Varsha, Xean tersenyum dan mengatakan,
"Kita singgah sebentar disini, aku ingin membelikan bunga untuk seseorang." Terang Xean
Varsha mengangguk mengerti, 'Seseorang? Apa Xean sudah punya pacar?' Ucap Varsha dalam hati.
Xean turun dari mobil, kemudian ia berjalan untuk membukakan pintu mobil Varsha.
"Bantu aku memilih bunga ya, Vy?" Pinta Xean dengan puppy eyesnya.
Varsha tidak bisa menolak, ia menghela napas pelan dan mengangguk. Mereka berjalan memasuki toko bunga tersebut, Varsha merasa sesak. Melihat bunga yang sangat banyak ia jadi teringat mendiang ibunya. Ia sengaja tidak mendatangi rumah kaca milik sang ibu, karna ia tau, ia belum siap. Saat mereka didalam seorang wanita berusia 40an menghampiri mereka.
"Добро пожаловать, ada yang bisa saya bantu?" Ucap wanita tersebut dengan ramah
*Rusia | Selamat Datang
"Ah, saya mencari bunga untuk seseorang." Ucap Xean
"Apakah dia kekasih anda, Tuan?"
"Bukan, dia bukan kekasihku. Tapi untuk seseorang yang special." Jawab Xean
"Kalau begitu mari ikuti saya, saya akan menunjujukkan beberapa rangkaian bunga terbaik milik kami." Ucap wanita tersebut
Xean mengangguk dan berjalan mengikuti wanita yang sepertinya pemilik toko bunga ini. Sementara Varsha lebih memilih untuk melihat-lihat, perhatiannya jatuh pada bunga mawar hitam. Bunga kesukaan ia dan sang ibu, ia teringat percakpannya dengan Ainsley saat petama kali ia melihat bunga mawar hitam ini di rumah kaca sang ibu.
Flasback on
'Mom look at this, this flower have black color." Seru Varsha
Ainsley tersenyum dan mendatangi putri kecilnya, "It's beautiful, right?"
"Yes Mom, this flower so gergeous." Ucap Varsha kagum
"Benar sayang. Tapi apakah kau tau Vy, bagi sebagian orang mereka menganggap bunga ini adalah simbol dendam, kebencian dan berkabung, tapi sebagian orang juga menganggap bunga ini adalah simbol perlawanan dan keberanian. Kalau Vy menganggap bunga ini sebagai simbol apa sayang?" Tanya Aisnley lembut
"Tentu saja sebagai keberanian, Mom. Disaat bunga lain memiliki warna yang cerah tapi bunga ini berani tumbuh dengan warna yang berbeda."
"Kamu benar sayang, dan Mommy mau Vy tumbuh seperti mawar hitam ini. Walaupun nanti Vy tmbuh berbeda seperti anak-anak yang lain, Mommy mau Vy tetap percaya diri dan berani."
Meskipun Vy kurang paham dengan apa yang dikatakan ibunya ia tetap mengangguk dengan semangat.
Flashback off
Tanpa Varsha sadari air mata lolos dari mata indahnya, ia langsung mengusap air matanya.
'Sekarang aku tahu apa maksud dari perkataanmu, Mom. Aku tetap harus berani tumbuh walaupun tanpa kasih sayang seorang ayah, kasih sayang yang tidak bisa kumiliki seperti orang lain.' Ucapnya dalam hati
Tanpa Varsha sadari Xean memperhatikannya, ia tahu bahwa gadis itu merindukan sosok sang ibu.
"Bisakah kau membungkus bunga itu juga?" tanya Xean searaya menunjuk bunga yang berada di depan Varsha.
"Tentu Tuan, saya akan menyiapkannya." Ucap wanita pemilik toko bunga tersebut
Setelah selesai membeli bunga, mereka pun melanjutkan perjalan mereka.
**********
PLAK...PLAK...PLAK.,..
"Kau bilang obat itu akan membut kondisnya memburuk, tapi yang kulihat adalah sebaliknya." Ucap seorang wanita
"Maafkan saya Nyonya, b-berikan saya s-satu kjesempatan lagi."
Wanita itu menjambak rambut gadis tersebut
"AAAAHHHH" Jerit gadis itu
"Jika sampai minggu depan tidak ada perubahan, kau akan tahu akibatnya." Desisi wanita itu.