Chereads / Origins : Zeus dan Agni / Chapter 2 - Sayang?

Chapter 2 - Sayang?

"Setan!" teriak Zeus takut.

Dia dengan cepat menggerakkan kaki lainnya. Seketika itu suara retak terdengar dari tulang leher gadis mayat itu, hingga kepala yang diam berbelok dengan cepat.

Zeus menendang kepalanya!

Karena kaget, secara tidak sadar ia menendang dengan kuat dan berlari ke arah hutan setelah tangan yang memegang erat kakinya terlepas. Zeus tidak berpikir dua kali, dia berlari sekuat tenaga.

Sebelumnya dia yakin bahwa gadis mayat itu mati, bahkan saat menelanjangi pakaiannya. Tidak ada indikasi bahwa tubuhnya masih bernafas, bagaimana mungkin orang bisa hidup tanpa bernafas.

Ketegangan muncul di wajah Zeus kecil, dia berlari langsung ke arah pintu masuk hutan. Terkadang kakinya tersangkut belukar dan beberapa rumput yang tajam, hingga akhirnya memberi bekas di betisnya dengan sedikit tanda darah.

"Huff.. Bagaimana. Mungkin. Ada. Setan. Di siang. Hari!"

Karena lari, Zeus susah bernafas, ia memperlambat lajunya ketika masuk ke dalam hutan. Sekarang tidak ada yang mengejarnya, bahkan setan sebelumnya menghilang dari pandangan.

Menghela nafas lelah, keringat dingin muncul membasuh wajah Zeus kecil. Ia mencoba menggosok wajahnya dengan tangan kanan.

"Eh, tunggu. Kalung ini?" Zeus ingat, bahwa sebelumnya kalung emas yang ia pegang menyala. Sekarang itu ada di tangan bersamanya.

"Apakah karena kalung ini?" Zeus berpikir sambil berjalan lambat, "sebelumnya aku yakin, bahwa mayat gadis itu sudah mati, terus kenapa dia bisa sadar kembali? Apa karena cahaya yang muncul dari permata putih ini."

Tidak ada sesuatu yang terjadi setelah memasuki hutan, itu yang membuat Zeus tenang dan berjalan lambat. Tapi, setelah berpikir apa yang terjadi, ia mengambil kesimpulan bahwa batu permata putih itu sumber utamanya.

"Jika memang iyah, terus bagaimana aku harus menggunakan kalung ini. Hee, Nenek pasti marah karena menunggu lama." Zeus menghela nafas, ia hendak melanjutkan perjalanan pulang.

Di tengah-tengah pikiran yang mulai jernih, dan berjalan dengan lambat. Zeus sudah sedikit jauh dari tepi sungai.

Namun, sesuatunya terasa janggal. Ada perasaan yang tidak enak muncul dalam hatinya, seperti ada sesuatu yang harus dia lakukan. Tapi itu tidak jelas dan samar.

Tertelan oleh perasaan yang membingungkan, Zeus kecil berhenti dari tempatnya. "Apa aku perlu kembali ke sana dan mencoba kalung ini? Jika kalung ini berhasil menghidupkan kembali gadis mayat. Itu tandanya ini barang spesial dengan harga jual tinggi! Baiklah aku harus mencobanya."

Membalik badan, dan berlari kembali ke arah sungai, Zeus sedikit takut. Dia masih merasakan sensasi sebelumnya, itu memberikan rasa yang tak bisa dilupakan. Bagaimana bisa ada setan di siang hari.

Neneknya, selalu menceritakan tentang setan yang menculik anak kecil di tengah malam dan seberapa menakutkan mereka. Tentunya itu cerita yang sengaja dibuat untuk menakut-nakutinya, tapi dia tidak percaya hingga hari ini tiba. Itu membuat Zeus merinding.

Sampai di samping sungai, Zeus berjalan ke arah barat sungai. Di sana, tempat si gadis mayat ada, Zeus kecil mendekat, ia merasakan air liurnya tertelan masuk kedalam tenggorokan yang hampir kering. Dengan jarak tidak jauh dari si mayat, Zeus mulai mengukur dengan matanya.

"Dia benar-benar mati setelah ku tendang, sungguh malang dia mati dua kali. Hehehe, kalo efek kalung ini berhasil, apakah dia akan memanggil aku sayang?"

"Tunggu, tunggu! Kenapa aku memikirkan hal itu, yang paling penting adalah kalung ini," Dani tersenyum. "nanti aku harus membeli apa yah? Angsa, Domba, Ayam? Ahh, mana bisa! Paling si sialan para Elf akan menjarahnya."

Berjalan mendekat, Zeus kecil yang memastikan bahwa gadis mayat itu tidak akan bangun mulai tenang dan berhenti di depannya.

Menyentuh hidungnya, dan menempelkan kuping ke arah dadanya, tidak ada detak jantung sama sekali. "Dia benar-benar mati!" batin Zeus.

Dia menarik dan membawanya ke pinggir sungai, dengan cepat ranting kering terkumpul dan ia nyalakan. Zeus menganggap hawa hangat akan membantunya, jadi ia dengan cepat menciptakan api unggun. Di sampingnya gadis mayat tertidur.

Zeus memandang tubuh mungil yang sekarang mulai kering oleh udara, dengan balutan kain katun mahal dan dada yang terbuka lebar. Baju gadis itu menjadi alas tidurnya, itu membuat perut dan seluruh bagian atas masuk ke dalam mata Zeus.

Dia tidak bereaksi, hanya sedikit gugup. Apakah percobaan akan berhasil.

Tanpa menunda waktu, ia berjalan mendekat dan mengangkat tangan di atas dada telanjang gadis itu. Dalam genggaman-nya, kalung yang berisi tiga batu dengan warna biru, merah, putih mulai dipeluk erat oleh jari Zeus kecil.

Dia mulai menutup mata, dan berharap, "Semoga berhasil."

Lalu, tidak terjadi apa-apa. Tidak ada cahaya, atau sesuatu yang aneh. Zeus kecil yang menunggunya bingung, dia mencoba cara lain. Dengan menggosok batu putih itu, dan berharap cahaya aneh muncul.

Itu bahkan tak berhasil, tidak kehabisan ide Zeus kecil mulai berteriak. "Bangunlah!"

"Bangkitlah!"

"Woi! Setan, bangun! ... kurasa tidak ada gunanya, apa yang harus aku lakukan. Apakah ini tidak berguna sama sekali."

"Dasar Mayat Elf sialan!" Zeus sekali lagi menendang, dia baru sadar bahwa mayat gadis yang ada di depannya seorang Elf.

Sebelumnya, ketika dia melepaskan antingnya, tidak ada yang aneh, bahkan mirip seperti telinga manusia pada umumnya. Itu membuat Zeus kesal sekarang, bagaimanapun desa kecilnya masuk dalam area yuridiksi Elf, dan manusia hanyalah budak yang menjadi barang jual beli mereka.

Hanya tinggal tiga tahun lagi bagi dirinya pergi dari desa, dan harus ikut para Elf, untuk dijadikan budak. Karena hal inilah, Desanya hanya berisi lansia dan hanya ada lima anggota muda termasuk dirinya.

Zeus yang marah mengingat lagi semua orang yang ia kenal, termasuk kakaknya. Tinggal menunggu waktu hingga desa benar-benar hancur, menjadi area mati. Itupun jika para Elf membiarkannya, mereka suku licik!

"Pasti mereka akan menyuruh warga desa menikah dengan paksa, tanpa ada perasaan cinta sama sekali." kata Zeus dengan wajah marah.

Dia duduk, dan mulai memandang tubuh gadis mati yang mulai membusuk. Banyak sekali pikiran masuk, tapi tidak ada yang bisa membantu untuk tindakannya.

Karena kesal, Zeus melempar kalung ke arah gadis yang tertidur di depannya. Kalung dengan tiga batu permata terbang ke udara dan jatuh di samping tubuh gadis yang mati itu. Di sela tangan yang mulai dingin, kalung emas terdiam tanpa bergerak sedikitpun.

Tanpa menunggu lama, kalung yang tidak menunjukkan sesuatu yang aneh sekarang ini menyala lagi, itu berwarna biru lalu di susul dengan putih terang.

"Apa itu!" teriak Zeus dengan menutup mata.

Sinar terang muncul hingga menutupi seluruh tempat di sekitar Zeus. Selama kurang dari sepuluh detik, cahaya yang terang secara perlahan memudar dan kembali normal.

Udara di sekitar gadis mayat itu menjadi panas. Zeus yang mulai membuka mata sedikit demi sedikit mulai melihat, rerumputan yang mengering, pohon yang layu layaknya musim semi datang, daun kering berjatuhan. Itu semua masuk dalam mata Zeus.

Dia sedikit bingung. Tapi setelah semua itu terjadi matanya tertuju pada gadis yang ada didepanya, gadis yang sebelumnya kaku dan mulai berbau busuk kembali segar.

Setiap kulit tubuhnya seperti hidup, putih dan sehat. Leher yang sebelumnya patah, kembali seperti semula. Bahkan gadis kecil itu mulai bernafas!