Tidak tau apa yang terjadi, Zeus hanya melamun. Tindakannya bertolak belakang dengan isi kepalanya yang berpacu dengan cepat, dirinya mulai mengakuisisi segala aspek tertentu dalam benaknya. Apakah cara menggunakan permata yaitu dengan melemparkannya? Atau sesuatu yang lain?
Tentunya itu hanya spekulasi, semua buktinya belum tentu berhasil. Tapi setidaknya itu telah mengisi daftar hipotesis yang ada dibenak Zeus. Tak tinggal diam, ia terbangun dari lamunan ketika mata gadis yang mulai kembali segar secara perlahan terbuka.
Berjalan mundur dengan sedikit rasa takut, jika seandainya gadis itu bangun dan menyerang Zeus. Maka itu saat-saat terakhir dalam hidupnya, mati ketika menolong seorang wanita muda.
Sayangnya gadis kecil yang mempunyai tubuh seukuran Zeus duduk dengan wajah sedikit heran, dia terlihat bingung. Tapi, ketika kepalanya berputar untuk menatap Zeus wajahnya bersinar dan suara merdu yang manis terdengar.
"Sayang!" kata wanita wanita muda itu.
Zeus yang mendengar itu kaget, dia mulai linglung. Sejak kapan ia menikah!
"Sa-sayang?" jawab Zeus.
"Iyah!" Gadis itu tersenyum, wajahnya begitu indah dengan telinga yang lancip.
Tiba-tiba waktu berhenti tanpa ada suara manusia manapun, itu hanya berisi suara derasnya air sungai, hembusan angin, dan beberapa ikan yang tiba-tiba meloncat dari air.
Zeus kecil yang heran terpaku, dalam visi-nya gadis kecil dengan dada terbuka tersenyum dan memanggilnya seorang kekasih?
"Apa kau ingat namamu?" tanya Zeus. Dengan nada pelan dan halus, dia bertanya pada Elf tersebut.
"Hmm, tidak ... aku hanya mengingat mu."
"Mengingatku sebagai apa?"
"Suamiku."
Tindakan Zeus