Odele mundur perlahan, air matanya telah menetes, hatinya sakit, pupus sudah harapan..
"JAWAB!!!" bentak Alex mengagetkan Odele yang sedari tadi hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Aku.. a aku.. tidak mengerti pertanyaan mu.." ucapnya dengan nada suara yang telah bergetar.
Alex terus maju dan Odele terus saja mundur, menjaga jarak dari Alex, hingga tidak ada tempat lagi baginya untuk melangkah kebelakang.
Kini punggung Odele telah tertempel pada tembok halte, jaraknya dan Alex juga semakin dekat, harum maskulin yang keluar dari tubuh Alex semakin ketara di rongga hidungnya. Menandakan Alex akan segera menangkapnya.
Tangan kekar itu segera mencengkram erat pergelangan Odele.
Mata Odele yang berkaca-kaca seketika menatap ke manik biru milik Alex "Maaf.." hanya satu kata itu yang mampu terucap oleh bibirnya.
Alex tanpa menanggapi kata maaf itu, langsung menarik Odele masuk ke dalam mobil mewah miliknya.