Alexio kemudian maju selangkah dan mendekat ke arah Odele yang masih terus menunduk dan salah tingkah.
Sesungguhnya saat ini Odele hanya ingin kabur, bersembunyi dan menghilang saja, tapi tiada kekuatan dan keberanian untuk melakukan itu.
Hingga ia terus berada di situ tanpa beranjak se incipun, sebelum ada perintah dari pria killer yang ada di hadapannya.
Lalu apa yang bisa ia lakukan selain kebingungan sendiri?
Alexio menangkup pipi Odele dengan kedua tangannya, ia menghadapkan mata gadis itu agar membalas tatapannya.
'apa lagi ini? oh tuhan.. biarkan aku hidup tenang..' ucap Odele dalam hati, ia bertambah heran akan perlakuan Alexio yang tidak dapat ia mengerti maksud dan tujuannya.
Odele bahkan tidak tahan berlama-lama menatap manik biru itu.
Padahal selama ini dia tidak pernah bertingkah seperti ini, karena ia telah banyak belajar melatih dirinya, dengan banyak menatap manik lawan bicaranya secara intens, untuk dapat membaca sifat dan karakter sang lawan bicara.