"Maaf, Hayya. Aku lupa ngabarin aku absen hari ini. Ada keperluan mendadak."
"Oh... ok." Jawab Hayya singkat.
"Jangan marah, ya. Please."
"Ok."
Klik. Telepon segera dimatikan Hayya. Ia masih menggenggam novel dalam dekapannya. Ia rapikan kembali rambutnya. Matanya memandangi ujung sepatu putih bermotif tiga kupu-kupu. Memastikan penampilannya bersih. Tak membuatnya malu.
"Hei!! Sini!" sapa laki-laki yang menolongnya itu.
Hayya agak sungkan sebenarnya. Raut wajahnya terlihat malas tapi merasa berhutang budi padanya. Alhasil, ia pun mengikuti ajakannya.
"Ini dia... oh, sampai lupa. Kita juga belum kenalan. Kenalin, aku Ardi," ucapnya masih dengan senyum ramah dan gaya supelnya.
"Dan... ini temanku yang tadi tak critain. Dika. Nama lengkapnya unik. Nanti kamu bisa tanyakan sendiri."
Sementara, Dika memicingkan mata pada Ardi. Diamnya menaruh berbagai tanya dan emosi. Namun, Ardi membalasnya dengan senyum berseri.