"Arrrgghhh!!" geram Nia. Ia sudah tak bisa menahan diri dari kebosanannya.
Ayya dan Aksa pun diam penuh; menahan amarah. Saat situasi kian tak menentu, sebuah kisah kembali bergulir. Mengalirkan tanya.
"Apa lagi pesan yang harus kami terima?" Ucap Oky.
***
Braak!!
Pintu dibuka keras oleh Aya. Bibirnya menyatu membentuk ekspresi kesal tak tentu. Matanya sesekali memandang laki-laki di depannya—tak lain adalah suaminya sendiri—Ardi.
"Ngeselin deh!! Masa minuman stroberiku habis?! Gak ada jeruk juga. Aku mau makan apa?!" keluh Aya di pagi hari.
Ardi hanya memandang sejenak istrinya yang seperti anak kecil itu. Sesekali menyunggingkan senyum. Sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sementara, tangannya sibuk memegang buku filsafat. Ia pandangi lembar demi lembar buku itu lekat-lekat. Seolah tak mendengar keluh istrinya yang kian mencuat.
"Hih!! Aku kesel tau!!" serunya pada Ardi.