"Bagaimana mungkin aku kembali bermimpi?" Gumam Ayya.
"Dan ini masih ada kaitannya dengan nama. Kumala? Ah, akankah aku kembali bermimpi?" Lanjut Ayya sebelum memejamkan mata.
***
Kumala tertidur begitu saja di ruang tengah. Sebuah gulungan kertas penuh tanda tanya masih tersimpan di saku baju hijaunya. Rambutnya tergerai panjang. Ikat rambutnya terlepas percuma. Seakan bosan di jerat-jerat rambutnya yang panjang.
"Kamu! Kamu siapa? Kenapa di dekat Kumala? Kenapa tahu namaku?"
"Adik? Aku bukan adikmu! Aku putri satu-satunya dari Aksa Pramudya dan Sabrina Lova. Orangtuaku. Ya, itulah aku."
"Bukan, Nak. Kamu bukan anak mereka." Perempuan paruh baya itu berkata lembut dan sedikit batuk.
"Tidak! Mereka memang orangtuaku! Kamu yang siapa? Ibu ini siapa?"
"Kamu Kumala Sastra 'kan? Kamu sendiri siapa?"
"Apa kamu pernah bertanya kamu ini siapa anak manis?" Tutur perempuan paruh baya itu.