POV AKSA
"Nak, kamu yakin mau tetap tinggal di sini?" tanya Ibunya menyadarkan lamunan Aksa.
"Iya, Bu. Entah kenapa Aksa pengin tinggal di sini dulu. Ibu gak keberatan kan?"
"Iya, Nak. Gapapa. Tapi gimana kuliahmu, Nak?"
"Nanti pas sudah masuk kuliah, Aksa janji akan pindah. Balik ke rumah semula."
"Syukurlah."
"Oh ya, Bu. Ibu yang simpe hpnya Aksa ndak? Sudah lama banget ndak lihat Hp."
"Oh iya, maaf ya, Nak. Ponselmu saat kamu dibawa ke rumah sakit, kayaknya jatuh dan keinjek."
"Terus? Rusak parah?"
"Iya. Masih bisa digunakan si. Cuma simcard ndak kebaca. Kena tepat di slot simcardnya."
"Jadi otomatis, kartunya rusak."
"Bisa sih nomornya diurus. Tapi ibu gak sempat. Ibu kepikiran kamu. Jadi, inisiatif ibu sendiri ganti nomor baru."
"Gapapa kan, Nak?"
Aksa terdiam, tapi ia pun tak bisa marah pada Ibunya.
"Ndakpapa, Bu. Boleh Aksa lihat?"
"Sebentar... ibu ambilkan dulu di dalam, yah?"