Nana berjalan gontai menyusuri jejeran kios di daerah itu, tengah malam ini. Saat Nana berdiri di depan sebuah bangunan yang bagian depannya terbuat dari kaca, Nana menghentikan langkahnya sejenak.
Nana menoleh ke arah kaca yang menampilkan pantulan wajahnya yang sembab karena menangis tadi. Nana menangis karena ketakutan dan menangis karena ucapan lelaki dewasa tadi.
Nana tidak ingin memercayai semua omong kosong paman yang menyekapnya tadi. Namun, ketika Nana mengumpulkan kembali semua ingatannya tentang kejanggalan-kejanggalan dalam keluarga Takahashi, Nana jadi meragukan papanya.
Nana melihat ke arah kaca itu dan yang muncul adalah sosok dirinya yang lain, yang seolah memiliki eksistensinya sendiri.