Ketika para Takahashi tengah mengadakan pesta yang mewah dan berkelas di Jepang sana, di salah satu rumah kontrakan sempit dan sederhana di pinggiran Kota Jakarta, Jeje tengah kewalahan karena Bayi Ryushin terus menangis sejak tadi siang.
Belum pernah. Jeje belum pernah merawat bayi sebelumnya. Dan itu sungguh merepotkan bagi remaja laki-laki itu. Apa yang ia tanam, itulah yang ia tuai. Saat ini, Jeje benar-benar harus menuai apa yang ia tanam dahulu. Beberapa bulan sebelumnya, Jeje memang tidak pernah mengeluh. Tapi, semakin hari Jeje merasa semakin tidak sanggup merawat putranya ini.
Dia saat kelelahan seperti ini, sempat terbesit di pikiran Jeje untuk membawa putranya ke panti asuhan saja. Tapi, ia lalu mengurungkan niatan itu karena Jeje tidak akan bertemu Ryushin lagi jika Ryushin diadopsi oleh orang lain.
Begitu menyedihkan melihat bocah berusia 8 bulan itu menangis seharian, tanpa Jeje tahu apa yang saat ini putranya inginkan.