"Kok kamu biarin Ryushin tidur di lantai sih, Je? Ntar kalau masuk angin, gimana?"
"Ya daripada Ryushin tidur di ranjang, terus jatuh bagaimana? Ryushin 'kan sudah bisa tengkurap sekarang, Kak. Jadi, sangat mengkhawatirkan jika dia dibiarkan tidur di atas ranjang. Apalagi pas kutinggal pipis atau mandi, Kak." Jeje berucap. Dia belum berani menceritakan jika Ryushin kemarin memang jatuh dari ranjang.
Jia hanya mengangguk, percaya saja pada alasan adiknya yang polos itu. Jia menyerahkan kresek merah besar itu pada adiknya.
"Ini kakak bawakan diapers, susu sama bubur, Je. Ini akan cukup untuk satu minggu ke depan." Jia berucap.
Jeje langsung memeluk kakaknya dan menangis. Kakaknya yang ia kira adalah kakak tirinya tapi ternyata kakak kandung itu, adalah yang paling berjasa bagi Jeje saat ini. Tidak menyangka saja dia jika Jia yang biasanya kasar terhadapnya, kini adalah orang yang paling peduli terhadapnya saat ini.